
Foto Bersama Pihak Puskesmas Miri dalam Pelaksanaan Program Skrining TB “INTENSIF : Identifikasi TB dengan Mantoux test, Hempaskan Stunting!”
Desa Gilirejo Baru, Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen (18/07/2024) - Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit infeksi menular yang menjadi salah satu penyebab utama tingginya angka kesakitan dan kematian anak secara global, terutama pada anak di bawah usia lima tahun (balita). Kasus TBC terbanyak kedua di dunia terjadi di Indonesia, didominasi pada kelompok usia 0-4 tahun. Salah satu faktor risiko infeksi TBC ialah kondisi nutrisi anak. Kecukupan asupan makanan bergizi dapat membantu tubuh untuk melawan infeksi, termasuk infeksi TBC. Apabila kondisi nutrisi tercukupi, daya tahan tubuh akan meningkat.
Anak dengan stunting/perawakan pendek (tinggi badan menurut umur <-2 SD) akan lebih rentan terkena berbagai penyakit infeksi, seperti TBC, karena daya tahan tubuhnya lemah akibat nutrisi tidak memadai (malnutrisi). Infeksi TBC akan mengganggu penyerapan dan pemanfaatan nutrisi sehingga terjadi malnutrisi dan penurunan berat badan yang terus berlanjut. Kondisi ini akan membuat terjadinya lingkaran setan, yaitu malnutrisi akan membuat daya tahan tubuh semakin melemah → rentan terkena infeksi TBC → TBC memperburuk kondisi malnutrisi anak (terjadi stunting) → menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak.
Menurut data, terdapat 18 balita stunting di Desa Gilirejo Baru per bulan Juni 2024. Hal ini cukup mengkhawatirkan mengingat masalah stunting ini menjadi tantangan khusus Pemerintah Sragen untuk segera melakukan percepatan penurunan stunting dan eliminasi TBC. Menanggapi masalah tersebut, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Universitas Diponegoro (KKN UNDIP) bekerja sama dengan Puskesmas Miri mengadakan program skrining TB yaitu INTENSIF : Identifikasi TB dengan Mantoux test, Hempaskan Stunting!
Program kerja INTENSIF dilaksanakan pada Kamis, 18 Juli 2024 di Puskesmas Pembantu Desa Gilirejo Baru dan dihadiri oleh ibu-ibu yang memiliki balita. Kegiatan program kerja tersebut diawali dengan pemberian informasi mengenai penyakit TBC, terutama TBC anak, dilanjutkan sesi tanya jawab, dan diakhiri dengan pelaksanaan skrining. Dalam program ini, mahasiswa KKN UNDIP memberikan pemahaman kepada para ibu berupa pengenalan penyakit TBC anak serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Kemudian, program dilanjutkan dengan melakukan skrining TBC yaitu uji kulit tuberkulin (Mantoux test). Para hadirin juga dihimbau agar datang kembali dua hari kemudian untuk mendapatkan hasil test tersebut.

Program Skrining TB “INTENSIF : Identifikasi TB dengan Mantoux test, Hempaskan Stunting!”
Pada Sabtu, 20 Juli 2024 dilakukan pembacaan hasil Mantoux test. Dari 17 balita yang diskrining, didapatkan 2 balita positif test. Pihak Puskesmas Miri segera melakukan inisiasi pengobatan TPT (terapi pencegahan TBC) dan pemantauan pertumbuhan terhadap dua balita tersebut. Kedua balita diberikan obat berwarna merah untuk dikonsumsi selama 2 bulan pertama. Kemudian, akan dilanjutkan dengan pemberian obat berwarna kuning untuk 4 bulan selanjutnya. Obat tersebut diberikan dengan tujuan untuk mengurangi bakteri sumber penularan dan mencegah perkembangan infeksi TBC ke tahap selanjutnya.
Dengan terlaksananya program kerja ini, diharapkan dapat menjadi program keberlanjutan di Puskesmas Pembantu Desa Gilirejo Baru dalam menekan angka stunting dan eliminasi TBC, khususnya di Desa Gilirejo Baru. Selain itu, diharapkan program ini juga menjadi perhatian khusus para ibu mengenai penyakit TBC anak dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan sedari dini untuk mencegah terjadinya penyakit infeksi menular terutama dari orang-orang sekitar.
Penulis |
: Deby Tiraini Oktavia Silalahi/Kedokteran/22010121120025/Fakultas Kedokteran |
Dosen Pembimbing |
: Mochamad Rizki Fitrianto., S. AP., M.AP |
Reportase Program Kerja Monodisiplin |