Foto Bersama Pihak Puskesmas Miri dan Para Siswa SMPN 3 Satoe Atap Miri dalam Pelaksanaan Program Pemberdayaan Masyarakat Mengenai Kesehatan Reproduksi ‘REM AJA’ pada Remaja
Desa Gilirejo Baru, Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen (23/07/2024) - Maraknya kasus pernikahan dini yang terjadi setiap tahunnya membuat Indonesia menempati urutan ke-4 di dunia. Salah satu penyebabnya ialah terkait perekonomian keluarga. Hal tersebut sangat mengkhawatirkan mengingat pernikahan di bawah umur menimbulkan banyak bahaya yang dapat mengancam masa depan pembangunan sumber daya manusia (SDM) di Indonesia. Demikian pula halnya seperti yang terjadi di Desa Gilirejo Baru. Banyak dijumpai ibu-ibu yang berusia muda namun sudah memiliki balita pada saat pelaksanaan kegiatan posyandu rutin di Puskesmas Pembantu Desa Gilirejo Baru.
Untuk menekan tingginya angka kejadian pernikahan dini, Pemerintah Indonesia menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2024 tentang Pelaksanaan Undang-Undang (UU) Kesehatan Nomor 17 Tahun 2023 sebagai upaya promotif dan preventif dari penyakit reproduksi. Dalam Pasal 103 dijelaskan bahwa pelaksanaan upaya kesehatan reproduksi meliputi pemberian komunikasi, informasi, serta edukasi kepada remaja dan usia sekolah melalui bahan ajar atau kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Meresponi hal tersebut, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Universitas Diponegoro (KKN UNDIP) kembali bekerja sama dengan Puskesmas Miri untuk mengadakan program pemberdayaan masyarakat mengenai kesehatan reproduksi ‘REM AJA’ pada remaja di SMPN 3 Satoe Atap Miri. Program tersebut dilaksanakan pada Selasa, 23 Juli 2024 untuk siswa kelas 1 SMP di Laboratorium Sains SMPN 3 Satoe Atap Miri. Kegiatan program kerja ini meliputi pemberian pemahaman serta peningkatan kemauan, kesadaran, dan kemampuan para siswa mengingat masih banyaknya masalah kesehatan reproduksi yang terjadi di lingkungan sekitar oleh karena minimnya informasi mengenai kesehatan reproduksi (sex education).
Program Pemberdayaan Masyarakat Mengenai Kesehatan Reproduksi ‘REM AJA’ pada Remaja di SMPN 3 Satoe Atap Miri
Dalam pelaksanaannya, program REM AJA diawali dengan pemberian informasi mengenai sistem, fungsi, dan proses reproduksi, cara menjaga kesehatan reproduksi, serta perilaku seksual berisiko dan dampaknya terhadap kesehatan. Pemaparan informasi dilakukan dengan menggunakan teknik pendekatan kognitif, yaitu mengelola dan memonitor pola pikir remaja sehingga dapat mengurangi pikiran negatif dan mengubah isi pikiran agar dapat diperoleh emosi yang lebih positif. Dalam hal ini, pemberian materi diharapkan dapat mengubah persepsi, pikiran, dan keyakinan para siswa mengenai kesehatan reproduksi. Selama kegiatan berlangsung, terlihat adanya antusias yang besar dan diskusi interaktif dari para siswa. Mereka terlibat langsung mulai dari materi pengenalan mengenai alat-alat reproduksi hingga cara mencegah terjadinya penyakit reproduksi sejak dini.
Dengan terlaksananya program kerja ini, diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk menekan terjadinya pernikahan dini, khususnya pada Desa Gilirejo Baru. Selain itu, diharapkan program ini juga menjadi program keberlanjutan di Puskesmas Pembantu Desa Gilirejo Baru untuk meningkatkan kualitas SDM.
Penulis |
Deby Tiraini Oktavia Silalahi/Kedokteran/22010121120025/Fakultas Kedokteran |
Dosen Pembimbing |
Mochamad Rizki Fitrianto., S. AP., M.AP |
Reportase Program Kerja Monodisiplin |